KATA PENGANTAR
Puji
syukur ke hadirat Allah SWT, atas
karunia dan nikmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini tepat waktu. Makalah ini diajukan untuk melengkapi salah satu
syarat mengikuti perkuliahan Analisis Laporan Keuangan Syari’ah
Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit
kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari
pihak-pihak terkait, maka kendala tersebut dapat diatasi. Untuk itu, secara
khusus penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kontribusi moral dan material dalam penyusunan makalah ini. Semoga
Allah SWT memberi rahmat dan hidayah atas kontribusi tersebut.
Penulis menyadari banyak kekurangan
dalam makalah ini karena berbagai keterbatasan penulis. Karena itu, kritik dan
saran yang bersifat konstruktif sangat penulis harapkan.
Akhirnya, penulis berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan dan bagi
perkembangan Ekonomi pada umumnya.
BAB
I
PEMBAHASAN
KONSEP
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
1.
Pengertian
Analisis Laporan Keuangan
Terdiri dari 2 kata :
1.
Analisis,
yang berarti penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan
bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang
tepat dan pemahaman arti keseluruhan, memecahkan atau menguraikan sesuatu unit
menjadi berbagai unit terkecil.
2.
Laporan
keuangan, meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan
dan catatan atas laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan hasil dari proses akuntansi
yang digunakan untuk mengkomunikasikan keadaan keuangan atau prestasi manajeman
dengan pihak yang berkepentingan. Dengan laporan keuangan kita akan mengetahui
kondisi keuangan suatu badan usaha.
Jadi analisis laporan keuangan merupakan proses untuk
membedah laporan keuangan, menelaah masing-masing unsur dan menelaah hubungan
di antara unsur tersebut dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan
pemahaman yang baik dan tepat atas laporan keuangan.
Menurut para ahli, pengertian analisis laporan keuangan sebagai berikut :
1.
Menurut
Bernstein ( 1983 ; 3 ), analisis laporan keuangan mencakup penerapan metode dan
teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnya untuk melihat dari
laporan itu ukuran – ukuran dan hubungan tertentu yang sangat berguna
dalam proses pengambilan keputusan.
Di sini kegiatan analisis laporan keuangan berfungsi untuk mengonversikan
data yang berasal dari laporan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang
lebih berguna, lebih mendalam dan lebih tajam dengan teknik tertentu.
2.
Menurut
Foster ( 1968 : 58 ), analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan –
hubungan di dalam suatu set laporan keuangan pada suatu saat tertentu dan
kecendrungan – kecendrungan dari hubungan ini sepanjang waktu.
Analisis laporan keuangan memiliki sifat – sifat sebagai berikut :
1.
Fokus
laporan adalah Laporan Laba Rugi, Neraca, Arus Kas, yang merupakan akumulasi
transaksi dari kejadian histories dan penyebab terjadinya dalam suatu
perusahaan
2.
Prediksi,
analisis mengkaji implikasi kejadian yang telah berlalu terhadap dampak dan
prospek perkembangan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.
3.
Dasar
analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip tersendiri
sehingga analisis sangat tergantung pada kualitas laporan ini. Penguasaan pada
sifat akuntansi, prinsip akuntansi sangat diperlukan dalam menganalisis laporan
keuangan.
SIFAT
DASAR AKUNTANSI
Sifat dasar atau prinsip yang mendasari
akuntansi keuangan merupakan konsep yang harus diyakini kebenarannya sebagai
dasar dari ilmu akuntansi itu dibangun. Prinsip dasar akuntansi ini bias
menjadi keterbasan atau sekaligus kekuatan informasi yang nanti akan dibahas
lebih lanjut. Dalam APB Statement No. 4 dijelaskan beberapa sifat dan elemen
dasar dari akuntansi keuangan sebagai berikut:
1. Accounting Entity
Dalam menyusun informasi akuntansi, yang menjadi
focus pencatatan akuntansi adalah entity atau lembaga, utit organisasi tertentu
harus jelas sebagai suatu entity yang terpisah dari badan atau entity yang
lain. Kita tidak bisa mencatat atau menyajikan informasi akuntansi sekaligus
menyangkut suatu perusahaan dan pemiliknya. Informasi yang disusun harus
masing-masing terpisah antara satu entity dengan entity yang lain.
2. Going Concern
Dalam menyusun atau memahami laporan keuangan
harus dianggap bahwa perusahaan (entity) yang dilaporkan akan terus beroperasi
di masa-masa yang akan dating., tidak ada sama sekali asumsi bahwa perusahaan
ini akan bubar. Prinsip ini menjadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan
dalam informasi keuangan.
3. Measurement
Akuntansi adalah sebagai alat pengukuran
sumber-sumber ekonomi (ekonomi resources) dan kewajiban (liability) beserta
perubahannya yang terjadi akibat operasi perusahaan. Akuntansi mencoba mengukur
nilai suatu asset, kewajiban, modal, hasil, dan biaya.
4. Time Period
Laporan keuangan menyajikan informasi untuk
suatu waktu tertentu, tanggal tertentu atau periode tertentu. Neraca
menggambarkan nilai kekayaan, utang, dan modal pada saat atau pada tanggal
tertentu. Laporan rugi laba menggambarkan informasi hasil (pendapatan dan
biaya) usaha pada periode tertentu. Sementara itu laporan arus kas
menggambarkan informasi arus kas masuk dan keluar pada periode tertentu, dari
satu tanggal ke tanggal yang baik.
5. Moneteyu unit
Pengukuran yang dipakai dalam akuntansi adalah
dalam bentuk ukuran moneter atau uang. Semua transaksi perusahaan
dikuantifikasikan dan dilaporkan dalam bentuk nilai uang bukan unit buah, luas
meter, kilogram, dan sebagainya.
6. Accrual
Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta
dan kewajiban ditetapkannya tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan
atau tidak. Penentuannya bukan keterlibatan kas, tetapi didasarkan pada faktor
legalnya apakah memang sudah merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (biaya)
perusahaan atau belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu pembayaran
atau penerimaan kas.
7.
Exchange Price
Nilai yang terdapat dalam laporan keuangan
umumnya didasarkan pada harga pertukaran yang diperoleh dari harga pasar
sebagai pertemuan bargaining antara pembeli (demand) dan penjual (supply).
8. Approximation
Dalam akuntansi tidak dapat dihindarkan
penafsiran-penafsiran, baik nilai, harga, umur, jumlah penyisian piutang ragu,
kerugian, dan sebagainya. Misalnya taksiran umur asset, taksiran harga
persediaan, harga surat berharga, penyisihan piutang ragu, dan lain sebagainya.
9. Judgment
Dalam menyusun laporan keuangan banyak
diperlukan pertimbangan-pertimbangan akuntan manajemen berdasarkan keahlian
atau pengalaman yang dimilikinya.
10. General Purpose
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
yang dihasilkan akuntansi keuangan ditujukan buat pemakai secara umum, bukan
pemakai khusus. Tidak ditujukan khusus kepada banker, investor, kreditor,
analis, manajemen, atau karyawan, tetapi ke semua pihak.
11. Interrelated Statement
Neraca, daftar Laba Rugi, dan Laporan Sumber dan
Penggunaan Kas, mempunyai hubungan yang sangat erat dan berkaitan satu sama
lain. Ini merupakan salah satu alat control akuntansi sehingga tidak mudah
melakukan rekayasa laporan begitu saja tanpa memperhatikan hubungan satu pos
(akun) dengan pos lainnya.
12. Subtance Over Form
Karea akuntansi ingin memberikan informasi yang
dipercaya bagi pengambil keputusan, akuntansi lebih menekankan penggunaan
informasi yang berasal dari kenyataan ekonomis suatu kejadian daripada bukti
legalnya. Akuntansi selalu berpihak pada kenyataan yang sebenarnya.
13. Matreality
Laporan keuangan hanya memuat informasi yang
dianggap penting dalam setiap pertimbangan yang dilakukannya tetap melihat
signifikannya. Pengertian penting disini adalah jika informasi itu dapat
mempengaruhi para pengambil keputusan yang normal
Kalau
kita gambarkan pengertian ini dapat kita lihat dari skema berikut :
2.
Tujuan
Analisis Laporan Keuangan
Tujuan analisis laporan keuangan secara lengkap adalah sebagai berikut :
1.
Memberikan
informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari
laporan keuangan biasa.
2.
Menggali
informasi yang tidak tampak secara kasat mata ( explicit ) dari suatu laporan
keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan ( implicit )
3.
Mengetahui
kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan
4.
Membongkar
hal – hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan
keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun
kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan
5.
Mengetahui
sifat – sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model – model dan teori –
teori yang terdapat di lapangan seperti untuk prediksi, peningkatan
6.
Memberikan
informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan, seperti :
1. Menilai
prestasi keuangan
2. Memproyeksi
keuangan perusahaan
3.
Menilai kondisi keuangan masa lalu dan
sekarang dari aspek tertentu :
- Posisis Keuangan
- Hasil
usaha perusahaan
- Likuiditas
- Solvabilitas
- Aktivitas
- Rentabilitas
- Dan
lain – lain
4. Menilai
perkembangan dari waktu kewaktu
5. Melihat
komposisi struktur keuangan dan arus dana
6. Menentukan
peringkat perusahaan menurut criteria tertentu yang sudah dikenal dalam dunia
bisnis
7. Membandingkan
situasi perusahaan dengan perusahaan lainnya
8. Memahami
situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan,
hasil usaha, struktur keuangan dan lain – lainnya
9.
Memprediksi
potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang kan datang.
Menurut Bernstein ( 1983 ), tujuan analisis laporan keuangan adalah sebagai
berikut :
1. Screening
Analisis dilakukan dengan melihat secara analisis laporan
keuangan dengan tujuan untuk memilih kemungkinan investasi atau merger
2. Forcasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan perusahaan di masa
yang akan datang
3. Diagnosis
Analisis
dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya masalah – masalah yang terjadi
baik dalam manajemen, operasi, keuangan atau masalah lain
4. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen, operasional, efisiensi
dan lain – lain.
3.
Objek
Analisis Laporan Keuangan
1. Analisis
Laba Rugi
Merupakan media untuk mengetahui keberhasilan operasional
perusahaan, keadaan usaha, kemampuan memperoleh laba, efektivitas operasi.
Adapun yang menjadi focus analisisnya adalah :
- Tren penjualan
- Harga pokok produksi
- Biaya over head
- Margin yang diperoleh.
Poin – poin ini dapat dibandingkan dengan rata – rata
prestasi perusahaan sejenis atau perusahaan tertentu yang dapat dianggap
sebagai saingan atau berprestasi baik.
2. Analisis
Neraca.
Analisis neraca merupakan refleksi hasil yang diperoleh
perusahaan selama periode tertentu dan modal yang digunakan untuk melaksanakan
dan mencapainya. Adapun yang menjadi focus adalah :
- Mutu
dan kecukupan aktiva, hutang dan modal
- Sifat dan
jangka waktu siklus usaha perusahaan
- Analisis
struktur utang
- Analisis
Arus Kas
Analisis arus kas menunjukkan pergerakan arus kas dari
mana sumber kas diperoleh dan kemana dialirkan yang bersumber dari operasional,
pembiayaan dan investasi.
•
Hasil analisis laporan keuangan akan
bisa membuka tabir berikut ini :
–
Kesalahan proses akuntansi seperti :
kesalahan pencatatan, kesalahan pembukuan, kesalahan, jumlah, kesalahan
perkiraan, kesalahan posting, kesalahan jurnal.
–
Kesalahan lain yang disengaja. Misalnya
tidak mencatat, pencatatan harga yang tidak wajar, menghilangkan data, income
smoothing dan lain sebagainya.
4.
Unsur-unsur
Terciptanya LK
–
Unsur yang mempengaruhi seperti :
Factor ekonomi
factor industri
factor orientasi bisnis melalui keputusan-keputusan yang diambilnya baik berupa
segmen bisnis, keputusan mengenai keuangan dan operasi
Gabungan
factor-faktor ini bercampur dalam suatu unit entitas perusahaan. Transaksi yang
terjadi dicatat melalui metode akuntansi yang standard dan akhirnya
menghasilkan laporan keuangan yang dapat dijadikan sebagai informasi untuk
pengambilan keputusan
5.
Keterbatasan
Analisis Laporan Keuangan
- Laporan
keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang
telah berlalu.
- Laporan
keuangan menggambarkan nilai harga pokok atau pertukaran pada saat
terjadinya transaksi
- Laporan
keuangan bersifat umum, dan tidak dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan
pihak tertentu.
- Proses
penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan
berbagai pertimbangan dalam memilih alternative
- Laporan
keuangan tidak mencakup informasi yang tidak material, batasan terhadap
istilah dan jumlahnya agak kabur
- Laporan
keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
- Laporan
keuangan disusun dengan istilah – istilah teknis, dan pemakai laporan
diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi
- Akuntansi
didominasi dengan informasi kuantitatif
- Perubahan
daya beli uang tidak tergambar dalam laporan keuangan.
6. Kelemahan Analisis Laporan Keuangan.
- Objek Analisis laporan keuangan
hanya didasarkan kepada laporan keuangan.
- Objek analisis adalah data historis
yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini bisa berbeda dengan dengan
kondisi masa depan
- Adanya perbedaan prinsip jika
membandingkan suatu perusahaan dengan perusahaan yang lain
- Kelemahan teknik analisis rasio, yaitu :
a.
Rasio
diambil dari data akuntansi yang memiliki sifat – sifat tertentu yang
memerlukan tafsiran tersendiri.
b. Penentuan
baik atau buruknya rasio turn over sangat relative dan memerlukan penafsiran
tersendiri
c.
Standar
pembandingan rasio umum juga perlu penafsiran khusus
d.
Laporan
keuangan yang dianalisis tidak menggambarkan perubahan nilai uang dan tenaga
belinya
7.
Jenis
– jenis Analisa Laporan Keuangan
Ada beberapa jenis analisa yang dapat dilakukan,
yaitu:
1.
Analisa Internal adalah analisa yang dilakukan oleh mereka
yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu
perusahaan. Analisa demikian terutama dilakukan oleh manajemen dalam mengukur
efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan.
Bagi seorang penganalisa intern, selain laporan-laporan keuangan yang diumumkan
pada publik, juga tersedia laporan-laporan intern yang biasa tidak diumumkan
dan hanya dipakai untuk maksud-maksud intern
2.
Analisa Eksternal adalah analisa yang dilakukan oleh mereka
yang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan.
Analisa demikian dilakukan oleh bank-bank, para kreditur, pemegang saham, calon
pemegang saham dan lain-lain seperti dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan
profitabilitas. Bagi seorang penganalisa ekstern hanya tersedia laporan-laporan
keuangan yang lazimnya diumumkan pada publik yaitu neraca dan laporan
laba-rugi. Karena terbatasnya data yang bisa didapatkan oleh penganalisa
ekstern maka analisa tersebut tentu tidak bisa sedemikian mendalam seperti yang
dilakukan oleh seorang penganalisa intern
3. Analisa Horisontal adalah analisa
perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna
mengetahui kekuatan aatu kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis ini terdiri dari Comparative Statements dan Index
Number Series
4. Analisa Vertikal adalah analisa
laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja. Analisis ini terdiri dari Common Size Financial Statement dan
Ratio Analysis.
8.
Teknik
– teknik Analisis Laporan Keuangan
Teknik analisis laporan keuangan, yaitu:
1. Analisa perbandingan
Analisa perbandingan dilakukan
berdasarkan laporan keuangan yang disusun secara horisontal dan dibandingkan
antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam rupiah maupun unit. Analisis
laporan keuangan dengan teknik ini dapat menunjukkan adanya kenaikan atau
penurunan pos-pos dalam laporan keuangan dalam rupiah, unit, persentase dan
perbandingan atau rasio
2. Common size
Teknik common size menggunakan
pola atau teknik penyederhanaan angka dalam laporan keuangan. Analisis laporan
keuangan dengan teknik ini memerlukan angka dasar sebagai dasar perhitungan
konversi, untuk neraca biasanya menggunakan total aktiva atau total pasiva sebagai
dasar dengan angka 100%
3. Analisis indeks dan trend
Analisis laporan keuangan dengan
teknik angka indeks disusun berdasarkan laporan keuangan beberapa periode.
Analisis ini mengubah semua angka dalam suatu laporan keuangan pada tahun dasar
menjadi angka 100 atau angka indeks. Pemilihan tahun dasar tidak selalu
berpatokan pada tahun yang paling awal, tetapi tahun yang dianggap normal.
Laporan keuangan yang dibandingkan dikonversikan ke indeks sehingga menjadi
laporan indeks berseri dengan tahun dasar yang dipilih berdasarkan kriteria
tertentu. Teknik analisis trend digunakan untuk memproyeksi keuangan perusahaan
berdasarkan data historis laporan keuangan beberapa periode
4. Analisis rasio
Teknik analisis rasio dilakukan
dengan membandingkan data laporan keuangan dengan pos keuangan yang relevan dan
signifikan
Dengan melakukan analisa terhadap laporan keuangan
maka informasi yang terdapat dalam laporan keuangan akan lebih luas dan dalam,
hubungan antara pos yang satu dengan pos yang lain dapat dijadikan indikasi
9.
Prinsip – Prinsip Dan Konsep – Konsep Akuntansi
a.
Konsep
kesatuan usaha (business entity)
b.
Konsep
kelangsungan hidup (going concern0
c.
Konsep
satuan pengukuran ( unit of measurement)
d.
Konsep
harga pokok ( cost)
e.
Konsep
realisasi (realization)
f.
Konsep
nilai uang stabil (stable rupiah)
g.
Konsep
periode waktu ( time period)
h.
Konsep
objektivitas (objective evidence)
i.
Konsep
keterbukaan (disclosure)
j.
Konsep
konsistensi (consistency)
k.
Konsep
konservatisme (conservatism)
l.
Konsep
perbandingan hasil – ongkos (watching revenue and cost)
10. Analisis laporan Keuangan Bank Syariah
Gambaran kinerja suatu
bank baik umum maupun syariah biasanya tercermin dalam laporan keuangannya.
Laporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak
– pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan ekonomi seperti :
1.
Pemilik
dana/ shahibul maal
2.
Pihak-pihak
yang memanfaatkan dan menerima penyaluran dana
3.
Pembayar
zakat, infak dan shadaqah
4.
Pemegang
saham
5.
Otoritas
pengawasan
6.
Bank
Indonesia
7.
Pemerintah
8.
Lembaga
penjamin simpanan
9.
Masyarakat.
Rasio – RasioKeuangan
Bank Syariah di Indonesia
Hingga saat ini analisis
rasio keungan bank syariah msih menggunakan aturan yang berlaku di bank
konvensional. Jenis analisis rasio keuangan dapat dilakukan melalui dua cara,
yaitu:
1.
Perbandingan
internal. Analisis dengan membandingkan rasio periode sekarang dengan periode
yang lalu dan yang akan datang untuk perusahaan yang sama.
2.
Perbandingan
eksternal. Analisis dilakukan dengan membandingkan rasio perusahaan dengan
perusahaan lain yang sejenis dengan
rata-rata industri pada suatu titik yang sama.
Jenis – jenis Rasio Keuangan Bank
1.
Rasio
Likuiditas, adalah ukuran kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya, meliputi :
a.
Rasio
Lancar (current ratio), adalah kemampuan bank untuk membayar utang dengan
menggunakan aktiva lancar yang dimiliki.
|
|
Rasio lancar = Kas + Penempatan / Utang lancar
|
|
b.
Rasio
Cepat (quick ratio), adalah ukuran untuk mengetahui kemampuan bank dalam utang
jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang lebih likuid.
|
|
Rasio cepat = Kas / Utang lancar
lancar
|
|
c.
Rasio Pembiayaan Terhadap Pihak Ketiga = Total
Pembiayaan / Total DPK lancar
|
|
Rasio Pembiayaan
terhadap Dana Pihak Ketiga (financiang Deposit Ratio), menunjukkan kesehatan
bank dalam memberikan pembiayaan.
2.
Rasio
Aktivitas, adalah ukuran untuk menilai tingkat efesiensi bank dalam
memanfaatkan sumber dana yang dimilikinya, rasio ini meliputi :
a.
Perputaran
Aktiva Tetap, adalah kemampuan aktivitas (efesiensi) dana yang tertanam dalam
keseluruhan aktiva tetap bank dalam suatu periode tertentu dengan jumlah
keseluruhan aktiva.
Perputaran
aktiva tetap = Aktiva tetap / Total aktiva
lancar
|
|
b.
Perputaran aktiva total = Pendapatan operasional /
Total aktiva lancar
|
|
Perputaran Aktiva
Total, adalah rasio yang menunjukkan kemampuan dana yang ertanam dalam
keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu atau kemampuan bank
dalam mengelola sumberdana dalam menghasilkan pendapatan.
3.
Rasio
Profitabilitas, adalah rasio yang
menunjukkan tingkat efektivitas yang dicapai melalui usaha operasional bank,
yang meliputi :
a.
Margin
laba (profit margin), adalah gambaran efesiensi suatu bank dalam menghasilkan
laba.
Margin laba = Laba / Total pendapatan lancar
|
|
b.
Pengembalian atas aktiva = Laba / total aktiva
|
|
Pengembalian atas
aktiva (return on asset), adalah rasio yang menggarkan kemampuan bank dalam
mengelola dana yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang menghasilkan
keuntungan.
4.
Rasio
Biaya, adalah menunjukkan tingkat efesiensi kinerja operasional bank. Penentuan
besarnya rasio ini dihitung dengan rumus sebagai berikut :
|
|
Rasio biaya = Biaya opersional / Pendapatan operasional
|
|
11. Langkah – langkah Analisis Laporan Keuangan
LAPORAN KEUANGAN
1. Defenisi
Laporan Keuangan
Menurut Myer dalam bukunya Financial Statement Analysis
mengatakan bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah :
“ Dua daftar yang disusun oleh Akuntan pada akhir periode
untuk suatu perusahaan. Kedua daftar itu adalah daftar neraca atau daftar
posisi keuangan dan daftar pendapatan atau daftar rugi laba”.
Dalam Standar Akuntansi Keuangan ( Ikatan Akuntan
Indonesia ) dikatakan bahwa laporan keuangan adalah :
“Neraca dan perhitungan rugi laba serta segala keterangan
– keterangan yang dimuat didalam lampiran-lampirannya antara lain laporan arus
kas”
Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan
menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat
tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan pada dasarnya adalah
hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak
– pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas tersebut.
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang
paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.
2. Siklus
Akuntansi
Siklus akuntansi adalah proses – proses yang harus
dilalui untuk menghasilkan suatu laporan keuangan dalam satu periode tertentu.
Siklus akuntansi dapat dilihat seperti di bawah ini :
- Transaksi
- Dokumen Transaksi
- Jurnal
- Buku Besar
- Trial Balance
- Jurnal Adjustmen
- Laporan Keuangan
- Neraca
3. Bentuk-Bentuk
Laporan Keuangan
Neraca adalah laporan yang sistematis yang menggambarkan
posisi aktiva, hutang serta modal dari suatu perusahaan pada saat tertentu.
Isi atau elemen neraca adalah sebagai berikut :
1. Aset
( harta, aktiva )
Pengertian asset secara teoritis dikemukakan oleh berbagai pihak sebagai
berikut :
-. APB (Accounting Principles Board) Statement mendefenisikan asset
sebagai kekayaan ekonomi perusahaan, termasuk di dalamnya pembebanan yang
ditunda, yang dinilai dan diakui sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
-. FASB (Financial Accounting Standards Board) memberikan defenisi
asset adalah kemungkinan keuntungan ekonomi yang diperoleh atau dikuasai di
masa yang akan datang oleh lembaga tertentu sebagai akibat transaksi atau
kejadian yang sudah berlalu.
Pada dasarnya aktiva dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama,
yaitu :
1.
Aktiva
lancar, yaitu uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan
atau ditukar menjadi uang tunai. Seperti : Kas, Investasi jangka pendek ( surat
berharga ), piutang wesel, piutang dagang, persediaan, persekot / biaya dibayar
dimuka.
2.
Aktiva
tidak lancar, adalah aktiva yang mempunyai umur kegunaan relative permanent
atau jangka panjang. Seperti : Investasi jangka panjang, aktiva tetap, aktiva
tidak berujud, beban yang ditangguhkan dan aktiva lain-lain.
3.
Liabilities
( kewajiban, utang )
Pengertian liabilties secara teoritis dikemukakan oleh berbagai pihak
sebagai berikut :
-. APB Statement mendefinisikan kewajiban adalah kewajiban ekonomis
dari suatu perusahaan yang diakui dan dinilai sesuai prinsip akuntansi.
-. FASB memberikan defenisi kewajiban adalah kemungkinan pengorbanan
kekayaan ekonomis di masa yang akan datang yang timbul akibat kewajiban
perusahaan sekarang untuk memberikan harta atau memberikan jasa kepada pihak
lain di masa yang akan datang sebagai akibat suatu transaksi atau kejadian yang
sudah terjadi.
Hutang biasa di definisikan sebagai pengorbanan ekonomis
yang mungkin timbul di masa mendatang dari kewajiban perusahaan sekarang untuk
mentransfer asset atau memberikan jasa kepihak lain dimasa mendatang.
Pada dasarnya utang dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian utama,
yaitu :
1.
Utang
lancar, adalah kewajiban keuangan perusahaan yang pelunasannya atau pembayaran
akan dilakukan dalam jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan. Seperti : Utang dagang, utang
wesel, utang pajak, biaya yang masih harus dibayar, hutang jangka panjang yang
segera jatuh tempo, penghasilan diterima dimuka.
2.
Utang
jangka panjang, adalah kewajiban keuangan yang jangka waktu pembayarannya masih
jangka panjang, seperti : Utang obligasi, utang Hipotek, dan pinjaman jangka
panjang lainnya.
3.
Modal
( Equity )
Equity adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu
lembaga setelah dikurangi kewajibannya.
Dalam perusahaan perseorangan nilai modal ini merupakan
modal pemiliknya sendiri. Sedangkan dalam perusahaan perseroan perlu dibedakan
antara modal setor dengan modal karena pendapatan.
4. Daftar
laba rugi
Pengertian rugi laba secara teoritis dikemukakan oleh berbagai pihak
sebagai berikut :
-. APB Statement mendefenisikan laba rugi sebagai kelebihan / deficit
penghasilan di atas biaya selama satu periode akuntansi.
-. FASB memberikan defenisi rugi laba sebagai perubahan dalam equity
dari suatu entity selama suatu periode tertentu yang diakibatkan oleh transaksi
dan kejadian atau peristiwa yang berasal dari bukan pemilik.
Atau dapat juga dikatakan bahwa rugi laba meringkaskan
hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
Isi atau elemen neraca adalah sebagai berikut :
1. Revenue
( Hasil )
Pengertian revenue secara teoritis dikemukakan oleh berbagai pihak sebagai
berikut :
-. APB mendefenisikan revenue sebagai kenaikan gross di dalam asset
dan penurunan gross dalam kewajiban yang dinilai berdasarkan prinsip akuntansi
yang berasal dari kegiatan mencari laba.
-. FASB memberikan defenisi revenue sebagai arus masuk atau
peningkatan nilai asset dari suatu entity atau penyelesaian kewajiban dari
entity atau gabungan keduanya selama periode tertentu yang berasal dari
penyerahan / produksi barang, pemberian jasa atas pelaksana kegiatan lainnya
yang merupakan kegiatan utama perusahaan yang sedang berjalan.
Juga dapat dikatakan bahwa revenue adalah sebagai asset
masuk atau asset yang naik nilainya atau utang yang semakin berkurang atau
kombinasi dari tiga hal tersebut selama periode dimana perusahaan memproduksi
dan menyerahkan barang atau memberikan jasa.
1. Biaya
( Expense )
-.
APB mendefenisikan expense sebagai
penurunan gross dalam asset dan kenaikan gross dalam kewajiban yang diakui dan
dinilai menurut prinsip akuntansi yang diterima yang berasal dari kegiatan
mencari laba yang dilakukan perusahaan.
-.
FASB memberikan defenisi expense
sebagai arus keluar aktiva atau munculnya kewajiban atau kombinasi keduanya
selama suatu periode yang disebabkan oleh pengiriman barang, pembuatan barang,
pembebanan jasa atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama
perusahaan.
Dengan
kata lain biaya adalah sebagai asset keluar atau pihak lain memanfaatkan asset
perusahaan atau munculnya utang atau kombinasi antar ketiganya selama periode
dimana perusahaan memproduksi dan menyerahkan barang, memberikan jasa atau
melaksanakan aktivitas lain yang merupakan operasi pokok perusahaan.
2. Untung
( Gain )
Menurut
FASB Gain adalah naiknya nilai equity dari transaksi yang sifatnya
insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi / kejadian
lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu kecuali yang
berasal dari hasil atau investasi dari pemilik.
Untung juga bisa di
defenisikan sebagai kenaikan modal saham dari transaksi yang bersifat
insidentil dan bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi
lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama periode tertentu, kecuali yang
berasal dari pendapatan operasional dan investasi oleh pemilik saham
3. Rugi
( loss )
Menurut
FASB Loss adalah turunnya nilai equity dari transaksi yang sifatnya
insidentil dan bukan kegiatan utama entity dan dari transaksi / kejadian
lainnya yang mempengaruhi entity selama satu periode tertentu kecuali yang
berasal dari biaya atau pemberian kepada pemilik.
Rugi juga dapat
didefenisikan sebagai penurunan modal saham dari transaksi yang bersifat
incidental dan bukan merupakan kegiatan pokok perusahaan dan dari transaksi
lainnya yang mempengaruhi perusahaan selama periode tertentu, kecuali yang
berasal dari beban operasional dan distribusi ke pemilik saham.
Isi laporan rugi laba biasanya mencakup elemen – elemen seperti berikut :
1. Pendapatan
Operasional Perusahaan
2. Penjualan
Bersih
3. Harga
Pokok Penjualan
4. Biaya
Operasional
5. Pendapatan
dan Biaya lainnya
6. Biaya
Pajak yang berkaitan dengan operasi perusahaan
7. Item
– item luar biasa
8. Laba
Bersih
4. Laporan
Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan aliran kas yang
memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selam
periode tertentu.
Laporan arus kas dikelompokkan menjadi :
a.
Aktivitas
Operasi, semua transaksi yang melibatkan produksi, penjualan, penyerahan barang
atau jasa.
b.
Aktivitas
Investasi, semua transaksi yang melibatkan pemberian kredit, pembelian atau
penjualan investasi jangka panjang seperti pabrik dan peralatan.
c.
Aktivitas
Pendanaan, semua transaksi yang melibatkan transaksi untuk memperoleh dana dan
distribusi return ke pemberi dana dan pelunasan hutang.
Aliran kas dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Aktivitas
operasi :
Ø Pengumpulan
dari pelanggan
Ø Bunga
atau deviden yang dikumpulkan
Ø Pembayaran
ke Pemasok atau karyawan
Ø Pembayaran
bunga
Ø Pembayaran
pajak pendapatan
2) Aktivitas
Investasi
Ø
Penerimaan
Kas dari penjualan investasi pada saham atau obligasi
Ø
Penerimaan
Kas dari penjualan bangunan, pabrik, dan peralatan
Ø
Pembayaran
untuk investasi pada surat berharga
Ø
Pembayaran
untuk pembelian bangunan, pabrik dan peralatan
3) Aktivitas
Pendanaan
Ø
Penerimaan
dari emisi surat berharga
Ø
Pembayaran
dividen
Ø
Pelunasan
hutang atau obligasi
Ø
Pembayaran
untuk membeli saham kembali
BAB II
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Syafri, shofyan harahap (2004).
Akuntansi
Islam, Bumi Aksara, Jakarta
Syafri, shofyan harahap (2008). Kerangka
Teori dan Tujuan Akuntansi Syariah, Pustaka Quantum, Jakarta
Jumingan, (2009), Studi
Kelayakan Bisnis (Teori & Pembuatan Proposal kelayakan), Bumi
Aksara, Jakarta
Arifin,
Johar, (2007), Cara Cerdas Menilai Kinerja Perusahaan (Aspek Finansial Dan Aspek Non
Finansial) Berbasis Komputer, PT Elex Media Komputindo, Jakarta
http://liak86.multiply.com/journal/item/6
http://zanikhan.multiply.com/journal/item/3593
http://usdeldi.wordpress.com/2009/11/05/materi-konsep-dan-laporan-keuangan-bab-1-2/
FASB
(Financial Accounting Standards Board) Dewan Standar Akuntansi Keuangan
APB
(Accounting Principles Board) Dewan Prinsip Akuntansi
Ikatan Akuntan Indonesia,http://www.iaiglobal.or.id